PortalMalang.com – Kondisi pandemic dan cuaca yang tidak menentu berimbas pada seorang pengrajin wayang kulit yang setiap hari berjualan di tepi Jalan Ijen. pasalnya akhir-akhir ini wayang kulit hasil dari buah tangan seorang pengrajin tua itu mengalami sepi pembeli.
Bapak Sabar, seorang penjual yang sudah hampir 60 tahun lebih menjadi pengrajin wayang kulit turun temurun ini menyampaikan bahwa efek dari pandemic covid-19 dan ditambah lagi memasuki akhir tahun seperti ini dengan cuaca curah hujan yang tidak menentu menjadi salah satu faktor penyebab sepinya pengunjung untuk membeli wayang kulit yang ia jajakan di tepi Jalan Ijen. Kamis, (2/12/2021)
“Ya selama pandemi ini sepi mas, terus akhir-akhir ini ditambah lagi musim hujan juga, jadi pembeli tidak tentu mas. Biasanya kalau pagi saya jualnya keliling tapi kalau siang sampai sore biasanya saya disini” Ungkapnya
Sabar juga menjelaskan terkait harga wayang yang ia jual relative murah dari penjual lainnya, baginya harga murah bukan kemudian membuat kualitas wayang kulit yang ia jual menjadi biasa saja, bahkan ia menegaskan bahwa para seniman wayang di Kota Malang sudah mengenali dirinya dengan karya-karya wayang yang ia produksi sendiri.
“Harganya macem-macem mas, ada yang 25 ribu, 35, 50, sampai harga 60 ribu keatas juga ada, bahkan bisa sesuai pesanan juga. Tergantung jenis wayang, besar kecil dan kualitasnya. Kalau daerah Malang hampir semua seniman wayang kulit kan saling mengenali jadi pasti tau saya juga mas, karena wayang yang saya jual ini walaupun cukup murah tapi kualitasnya saya bisa jamin” Pungkasnya
Ia juga menjelaskan wayang kulit adalah suatu kesenian budaya jawa yang sudah ada sejak zaman dahulu, sehingga hal itu yang menjadikannya terus melestarikan budaya ini dengan cara yang ia jalani sekarang.
“Saya jualan wayang kulit ini bukan tanpa alasan mas, wayang kulit ini kan sudah menjadi seni budaya Jawa jadi ini cara saya untuk tetap melestarikan budaya tersebut. Jualan seperti ini walaupun tidak laku ya tetap saya nikmati, karena ini juga sudah menjadi warisan dari leluhur kita” Ucap Bapak Sabar
Kondisi pandemic bukan saja menjadi factor utama bagi Sabar mengalami susahnya berjualan, cuaca yang akhir-akhir ini tidak menentu juga kerap membuatnya harus mengurungkan harapan untuk turun ke jalan dan tetap menjajakan wayang kulit yang ia produksi sendiri.
“Seperti ini mas kondisinya, sekarang di musim kaya gini kita gak bisa memaksakan diri, kalau hujan ya harus diem aja dirumah, tapi kalau hanya mendung kadang saya terpaksa harus berjualan aja. Semoga pandemic ini juga cepat selesai karena saya yakin ini bukan hanya cobaan untuk saya, tapi ya semua pedagang kecil kaya saya pasti merasakan hal yang sama” Tutupnya. (Muhamad Lutfi)