Portalmalang.com – Hujan deras disertai angin yang terjadi dua hari berturut-turut pada Senin kemarin hingga hari ini, membuat kontruksi berbahan besi itu ambruk yang diperkirakan kerugian mencapai Rp. 56jt. Adanya revitalisasi yang dilakukan kepada Terminal Arjosari sebagiannya masih terdapat bangunan lama. Seperti salah satunya kanopi yang digunakan untuk menaungi angkutan kota untuk menunggu penumpang, Selasa (18/01).
Atas kejadian ini juga menerima tanggapan dari Kepala Pelaksana BPBD Kota Malang Alie Mulyana yang memperkirakan robohnya kanopi itu faktor dari konstruksi dan cuaca “Kan kebetulan angin kencang, lalu kena bangunan itu,” ungkapnya (18/01)
Kontruksi penyangga kanopi sepanjang 15 meter itu memang terlihat sangat tua. Karena terlihat hampir diseluruh tubuh besi nya sudah berkarat, dan atap kanopi yang terbuat dari asbes juga terlihat kusam. Sehingga memperlihatkan bahwa fasilitas tersebut kurang adanya perawatan.
Beberapa pengemudi mengatakan bahwa usia kanopi tersebut sekitar 20 tahun. Hal itu diungkapkan Pakar Pakpakan, sopir angkot jurusan Arjosari-Mergosono-Gadang (AMG) bahwa kanopinya sudah ada sejak dia menjadi sopir angkot selama 18 tahun
”Kalau menurut orang-orang di terminal sini, kanopi itu dibangun pada tahun 2000-an dan belum pernah diganti,” kata Patar yang menjadi salah satu yang dirugikan dengan adanya kerobohan pada kanopi tersebut, karena mengenai angkot miliknya.
Sebelum terjadinya kerobohan itu, Patar sedang berada di warung sembari menunggu penumpang. Lalu ia merasa bahwa angin nya semakin kencang sebelum akhirnya membawa terbang atap kanopi. ”Sempat terdengar bunyi kretek-kretek sebelum atapnya terbang,” jelasnya saat mengetahui bahwa angkotnya telah terisi tujuh penumpang namun gagal berangkat.
Salah satu pedagang bakso dengan menggunakan motor Suzuki Smash yang telah bertahun-tahun berjualan disana, Suyono, 30, diungkap warga sekitar bahwa saat hendak berteduh, kanopi yang roboh terkena gerobak miliknya yang tertimpa, mengakibatkan atap rombong yang terbuat dari seng dan kayu menjadi penyok “Gak jadi jualan mas, saya mau pulang” tuturnya. (Jefriyanto)