Portalmalang.com – Minyak Goreng Kemasan Rakyat (MGKR) Minyakita, langka di pasaran. Sudah dua minggu para pedagang di kabupaten Malang tidak menjualnya lagi.
Diketahui dibeberapa pasar Kabupaten Malang stok minyak goreng sudah tidak ada, terkhusus daerah yang memiliki Pasar tradisional seperti Kepanjen. Di sana, hampir seluruh pedagang mengeluh karena langkanya minyak goreng tersebut.
Sebab, jenis minyak goreng itu menjadi salah satu minyak goreng yang paling dicari oleh masyarakat. “Sudah dua mingguan mas kosong. Katanya karena subsidinya akan dicabut. Kami hanya menjual minyak goreng non subsidi,” ungkap Mustofa salah satu pedagang di Pasar Kepanjen.
Para pedagang itu belum ada yang mengetahui penyebab pasti kelangkaan minyak goreng jenis tersebut. Namun, selama 15 hari terakhir, distributor minyak goreng sudah tidak mengirim ke toko miliknya.
Ia melanjutkan, untuk harga penjualan, dulu pihaknya membandrol Rp 14.000 ribu per liter. Akan tetapi akhir-akhir ini sebelum langka, ia menyebut menjual dengan harganya Rp 15.500 per liter.
Salah satu pedagang lain, Yulia membenarkan bahwa minyak goreng merek Minyakkita sudah sulit didapat saat ini. Ia pun mengaku sudah tidak menjual selama kurang lebih 2 pekan terakhir ini. Padahal minyak goreng jenis itu sangat diminati oleh masyarakat.
“Penyebabnya, menurut informasi yang saya dapat karena subsidinya di cabut. Jadi tidak ada lagi, dan tidak tahu sampai kapan,” ujarnya saat ditemui Selasa, 17 Januari 2023.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Kadisperindag), Mahila Surya Dewi membenarkan adanya kelangkaan tersebut. Itu dikatakan karena distributor tidak lagi mengirim minyak itu. Maka, sebagai alternatifnya, ia menghimbau agar masyarakat tidak cemas dengan langkanya minyak goreng Minyakita yang selama ini dinilai murah. Sebab, Pemerintah Kabupaten Malang telah menyiapkan minyak curah merek Kuda yang bisa dibeli seharga Rp. 10 ribu per liter.
“Jadi kami berharap masyarakat tidak resah dengan langkanya satu merek minyak itu. Kita ada minyak goreng merek Kuda, dan sudah kita support para distributor untuk menjual di bawah harga pasaran,” jelasnya.
Hanya saja, minyak goreng merek itu menurut Mahila mempunyai kelemahan. Yakni membuat masakan lebih cepat bau. Tapi hal itu biasanya tergantung selera masing-masing masyarakat. Tidak sedikit masyarakat yang menggunakan merek itu sebagai pengganti minyakita.
“Minyak ini adalah produksi lokal Kabupaten Malang. Dan setiap Suling (Subuh Keliling) bersama bapak Bupati kami selalu memberikan minyak itu. Semoga bisa membantu,” tutupnya. (Norholis Majid)