Portalmalang.com – Kasus dugaan pembunuhan yang menewaskan nenek bernama Wurlin (70) di Dusun Bocek, Desa Manggisari, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang akhirnya sudah mengerucut kepada terduga pelaku. Saat ini polisi telah memeriksa satu orang saksi lagi yaitu suami siri korban Wurlin.
Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat menjelaskan, suami Wurlin (70) yang saat itu tidak berada di rumah sejak 1 Juni kemarin akhirnya pulang saat mendengar kabar sang istri meninggal dunia. “Dalam keterangan suami siri itu, ia datang terakhir di tanggal 1 Juni dan sudah lama tidak datang. Jadwalnya datang pas ditemukannya jenazah pada Selasa kemarin itu,” kata Ferli, Rabu (8/6).
Dijelaskan Ferli, dalam peristiwa tersebut Wurlin (70) tewas dengan luka di bagian kepala. Bahkan tengkorak Wurlin sampai mengalami pecah hingga bagian belakang. Dalam kematian Wurlin, Ia menyebut murni di pukul dengan benda tumpul. “Saudari Wurlin meninggal dunia karena adanya pukulan benda tumpul yang menyebabkan pecahnya tengkorak kepala dari depan sampai belakang. Saat kami lidik, tidak ada luka lain selain di kepala termasuk sayatan pisau juga tidak ada,” kata Ferli.
Sejauh ini, polisi masih terus melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut. Namun anehnya, polisi menemukan kejanggalan dalam peristiwa itu. Di tubuh Muhammad Syafiudin (Udin), yang juga korban terluka di leher dan perut saat di temukan, tidak ada luka robek pada baju milik Udin.
Padahal, jika ia berkelahi dengan si nenek, Baju Udin tentu alami sobekan akibat benda tajam. “Kami juga temukan jejak darah di dapur dan juga di kamar, sampai ditemukannya saudara Udin sekitar 50 meter dekat pekarangan warga. Tapi ini harus ada kecocokannya darah milik siapa, ukuran jejak seperti apa. Kami tidak bisa gegabah untuk mengungkapnya,” ungkap Ferli.
Di sisi lain, polisi masih kesulitan untuk meminta keterangan Udin. Sebab Udin sampai hari ini juga belum bisa ditemui. Ferli menyebut, pihak rumah sakit masih belum memperbolehkan siapapun memasuki ruangan karena Udin masih dalam penanganan medis. “Kuncinya ini ada di dia, yang saat ini masih dalam proses perawatan intensif di rumah sakit. Mohon rekan-rekan semua bersabar untuk mengetahui siapa dibalik pembunuhan Wurlin,” tuturnya.
Selanjutnya, di rumah Wurlin pada Rabu (8/6) malam sehabis maghrib, warga nampak berkumpul mendoakan almarhum Wurlin yang telah mendahului mereka. Salah seorang keluarga Nurasia 43 bercerita, kegiatan doa bersama ini akan digelar selama 7 hari dari kematian Wurlin. Walaupun, hingga kini kasus kematian Wurlin belum juga terungkap. “Belum ada yang tahu sampai sekarang. Wurlin di makamkan tadi malam di Tempat Pemakaman Umum (TPU) sekitar jam 20.00 WIB,” lanjut dia.
Nurasia mengatakan. Kisah keseharian Udin dengan keluarga tidak ada kisah apapun. Mereka nampak rukun, damai. Ia juga tidak menemukan pertikaian yang menjalar pada masalah besar. “Kalau adu mulut antar mereka itu hal biasa to mas. Untuk yang mengarah pada peristiwa besar seperti Udin pergi dari rumah gara-gara cekcok belum pernah selama ini,” kata dia.
Keseharian Udin dengan tetangga pun juga baik. Nurasia mengatakan, Udin orang nya pendiam, juga tidak pernah membuat onar. Ia sering nongkrong setiap malam di depan rumahnya bersama teman-temannya.
Selanjutnya Nurasia bercerita, kedua orang tua Udin sudah tidak ada. Ibu Udin yang bernama Daini meninggal dunia sejak Udin berumur 10 tahun. Daini terkena penyakit paru-paru yang berujung meninggal dunia.
Sedangkan ayah Udin sendiri, sudah lama pergi meninggalkan keluarga dan tidak tahu rimbanya. “Nama ayah Udin itu Zainal Abidin, asli Bandung. Sejak Udin berumur 3 bulan dari kelahiran, Zainal pergi melarikan diri dari rumah hingga sekarang,” ucap dia.
Selama kedua orang tua Udin tiada, Udin dirawat dan dibesarkan oleh Wurlin. Wurlin membiayai sekolah Udin hingga kelas 2 SMP, Udin berhenti sekolah lantaran ekonomi. Ia memilih bekerja dan meladang untuk memenuhi kebutuhan berdua.
Tiba-tiba saja, pada Selasa kemarin, terjadi masalah yang tidak mereka duga. Para tetangga mengatakan takut atas kejadian itu, pun dengan teman-teman Udin. Kenapa begitu? Sebab, Udin tiba-tiba terluka dengan luka yang serius. “Kita menjadi takut mas. Dan trauma atas kejadian ini. Semoga saja, selepas ini, tidak ada lagi kejadian yang serupa,” tutup dia.